Pertanyaan “dapatkah kita menggunakan kata ‘dia’ atau ‘ia’ untuk hewan?” sering muncul dalam percakapan sehari-hari, terutama di kalangan pecinta hewan dan mereka yang gemar menulis tentang hewan peliharaan mereka. Jawabannya tidak sesederhana ya atau tidak, dan tergantung pada konteks serta preferensi pribadi. Namun, memahami nuansa penggunaan kata ganti untuk hewan dapat membantu kita berkomunikasi lebih efektif dan menghindari kesalahpahaman.
Di Indonesia, penggunaan kata ganti ‘dia’ atau ‘ia’ untuk hewan peliharaan sudah cukup umum. Banyak orang secara alami menggunakan kata ganti ini, terutama jika mereka memiliki ikatan emosional yang kuat dengan hewan peliharaannya. Hal ini mencerminkan personalisasi dan perlakuan hewan tersebut seolah-olah memiliki identitas personal layaknya manusia.
Namun, secara gramatikal, kata ganti ‘dia’ dan ‘ia’ umumnya merujuk pada manusia. Hewan, secara biologis, berbeda dari manusia. Penggunaan kata ganti ‘dia’ atau ‘ia’ untuk hewan lebih merupakan bentuk personifikasi, yaitu memberi sifat-sifat manusia kepada makhluk bukan manusia. Personifikasi ini dapat digunakan untuk meningkatkan daya tarik narasi atau untuk mengekspresikan kasih sayang dan kedekatan emosional dengan hewan tersebut.
Pertimbangan Penggunaan Kata Ganti untuk Hewan
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ketika memilih kata ganti untuk hewan meliputi:
- Jenis Hewan: Hewan peliharaan seperti kucing dan anjing seringkali disebut dengan ‘dia’ atau ‘ia’. Sedangkan untuk hewan ternak atau hewan liar, penggunaan kata ganti orang ketiga jamak seperti ‘mereka’ mungkin lebih umum dan lebih tepat.
- Konteks Percakapan/Penulisan: Dalam konteks formal, seperti laporan ilmiah atau berita, lebih baik menggunakan istilah yang lebih netral dan objektif, seperti menyebutkan nama atau jenis hewannya secara langsung.
- Tujuan Komunikasi: Jika tujuannya untuk mengekspresikan emosi dan membangun koneksi dengan pembaca, penggunaan ‘dia’ atau ‘ia’ dapat efektif. Namun, jika tujuannya untuk menyampaikan informasi secara faktual, maka penggunaan kata ganti yang lebih netral akan lebih tepat.
Sebagai contoh, kalimat “Anjing itu menggonggong keras” lebih objektif daripada kalimat “Dia menggonggong keras”. Kalimat kedua mengandung personifikasi dan lebih cocok digunakan dalam cerita fiksi atau tulisan yang bertujuan untuk membangun hubungan emosional dengan pembaca.

Penggunaan kata ganti ‘dia’ atau ‘ia’ untuk hewan juga bergantung pada budaya dan bahasa. Di beberapa bahasa, mungkin terdapat kata ganti khusus untuk hewan, namun dalam Bahasa Indonesia, penggunaan ‘dia’ atau ‘ia’ telah diterima secara luas, terutama dalam konteks informal.
Alternatif Kata Ganti untuk Hewan
Sebagai alternatif, kita dapat menggunakan kata ganti netral seperti ‘itu’ untuk merujuk pada hewan. Namun, penggunaan ‘itu’ mungkin terdengar kurang personal dan dapat mengurangi daya tarik narasi. Oleh karena itu, pilihan kata ganti tetap bergantung pada konteks dan tujuan penulisan.
Selain itu, kita juga dapat menggunakan nama hewan tersebut untuk menghindari ambiguitas. Misalnya, alih-alih mengatakan “Dia memakan makanannya”, kita dapat mengatakan “Si Monyet memakan makanannya”. Cara ini lebih spesifik dan menghindari penggunaan kata ganti yang ambigu.

Sebagai kesimpulan, pertanyaan “dapatkah kita menggunakan she atau he untuk animals” dalam Bahasa Indonesia dapat dijawab dengan: bisa, tetapi tergantung konteks. Penggunaan kata ganti ‘dia’ atau ‘ia’ untuk hewan lebih merupakan bentuk personifikasi yang dapat menambah daya tarik dan emosionalitas dalam tulisan atau percakapan. Namun, penting untuk mempertimbangkan konteks, tujuan komunikasi, dan jenis hewan yang dibicarakan agar penggunaan kata ganti tetap tepat dan efektif.
Pedoman Praktis
Berikut ini beberapa pedoman praktis yang dapat membantu dalam memilih kata ganti yang tepat untuk hewan:
- Pertimbangkan hubungan Anda dengan hewan tersebut. Jika Anda memiliki ikatan emosional yang kuat, penggunaan ‘dia’ atau ‘ia’ mungkin terasa lebih alami.
- Pertimbangkan konteks. Dalam tulisan formal, gunakan kata ganti yang lebih netral, seperti ‘itu’ atau nama hewan.
- Pertimbangkan audiens Anda. Jika audiens Anda menghargai personifikasi, penggunaan ‘dia’ atau ‘ia’ mungkin lebih efektif.
- Jangan ragu untuk bereksperimen dan pilih kata ganti yang terasa paling tepat dalam konteks tertentu.
Dengan memahami nuansa penggunaan kata ganti untuk hewan, kita dapat berkomunikasi dengan lebih efektif dan menyampaikan pesan dengan lebih baik.

Semoga penjelasan di atas dapat menjawab pertanyaan Anda tentang penggunaan kata ganti untuk hewan. Ingatlah bahwa pilihan kata ganti selalu bergantung pada konteks dan tujuan komunikasi Anda. Yang terpenting adalah memastikan bahwa pesan Anda dapat dipahami dengan jelas oleh audiens Anda.