Bab 105 dari novel “The Heavenly Demon Can’t Live a Normal Life” menghadirkan kelanjutan petualangan Xie Lian, sang dewa surgawi yang terlahir kembali, dalam upaya menyesuaikan diri dengan kehidupan manusia biasa. Setelah melewati berbagai rintangan dan tantangan yang tak terduga, Xie Lian kini menghadapi masalah baru yang semakin rumit dan menguji kesabarannya.

Kisah ini dimulai dengan Xie Lian yang berusaha keras untuk mengelola toko bunga kecilnya. Meskipun awalnya tampak sederhana, mengelola bisnis ternyata jauh lebih sulit daripada yang ia bayangkan. Ia harus berurusan dengan pelanggan yang rewel, pemasok yang tidak bertanggung jawab, dan berbagai masalah keuangan yang tak pernah habis. Xie Lian harus belajar bernegosiasi, beradaptasi, dan bahkan sedikit berbohong untuk mempertahankan bisnisnya.

Namun, kehidupan normal Xie Lian tidak pernah berjalan mulus. Kemampuannya sebagai dewa surgawi yang tersembunyi, seringkali tanpa sengaja, muncul ke permukaan. Kejadian-kejadian supranatural mulai terjadi di sekitarnya, menarik perhatian para makhluk gaib lain, baik yang jahat maupun yang baik. Xie Lian harus pandai menyembunyikan kekuatannya sekaligus menangani situasi yang tak terduga ini.

Xie Lian di toko bunganya
Xie Lian sedang bekerja di toko bunga

Salah satu konflik utama dalam bab ini adalah kemunculan kembali musuh lamanya, yang berusaha untuk memanfaatkan kelemahan Xie Lian dalam kehidupan manusianya. Musuh ini mencoba untuk menghancurkan toko bunga Xie Lian dan membuatnya kembali ke dunia supranatural. Xie Lian harus menggunakan kecerdasan dan keberaniannya untuk mengatasi ancaman ini, sekaligus melindungi orang-orang di sekitarnya.

Di tengah semua kekacauan ini, Xie Lian juga harus berjuang untuk mempertahankan hubungannya dengan orang-orang yang ia sayangi. Ia menemukan dirinya terjebak di antara dua dunia, dunia manusia dan dunia supranatural, yang saling bertentangan. Ia harus mencari keseimbangan antara kehidupan normal yang ia inginkan dan tanggung jawabnya sebagai dewa surgawi.

Tantangan Kehidupan Normal

Bab 105 ini secara khusus menekankan kesulitan yang dihadapi Xie Lian dalam menjalani kehidupan normal. Ia bukanlah manusia biasa, dan adaptasinya terhadap kehidupan sehari-hari penuh dengan tantangan unik. Contohnya, ia kesulitan beradaptasi dengan teknologi modern, seperti penggunaan smartphone dan internet. Adegan-adegan lucu dan mengharukan muncul dari ketidakmampuannya dalam hal ini.

Selain itu, Xie Lian juga berjuang dengan emosi manusia. Ia harus belajar untuk mengelola rasa sedih, marah, dan kecewa, yang sebelumnya tidak ia rasakan dengan intensitas seperti ini di dunia supranatural. Pertumbuhan karakter Xie Lian sangat terlihat dalam bab ini, saat ia belajar menghadapi emosi-emosinya dan belajar menjadi lebih manusiawi.

Xie Lian kesulitan dengan teknologi
Xie Lian berjuang menggunakan smartphone

Hubungan Xie Lian dengan orang-orang di sekitarnya juga semakin berkembang. Ia menjalin persahabatan baru dan memperkuat ikatan dengan orang-orang yang telah ia kenal. Interaksi-interaksi ini memberikan warna tersendiri dalam cerita, menambahkan elemen komedi dan drama yang menyeimbangkan konflik utama.

Konflik Internal dan Eksternal

Bab 105 ini juga menampilkan konflik internal dan eksternal yang dialami Xie Lian. Konflik internal datang dari pertentangan antara keinginan untuk hidup normal dan tanggung jawabnya sebagai dewa surgawi. Ia harus terus-menerus berjuang untuk menyeimbangkan kedua hal ini, yang seringkali saling berbenturan.

Sementara itu, konflik eksternal muncul dari ancaman musuh lamanya dan berbagai tantangan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Xie Lian harus menghadapi berbagai masalah secara bersamaan, mulai dari masalah keuangan hingga masalah supranatural.

Kemampuan Xie Lian dalam mengatasi konflik-konflik ini menunjukkan pertumbuhan karakternya yang signifikan. Ia belajar untuk lebih bijaksana, lebih berani, dan lebih tangguh dalam menghadapi setiap tantangan. Hal ini membuat pembaca semakin tertarik untuk mengikuti perjalanan hidupnya.

Xie Lian melawan musuh supranatural
Pertarungan Xie Lian melawan musuh

Klimaks dan Antisipasi

Bab ini diakhiri dengan klimaks yang menegangkan, meninggalkan pembaca dengan rasa penasaran dan antisipasi untuk bab selanjutnya. Konflik-konflik yang belum terselesaikan menambah ketegangan dan membuat pembaca ingin segera mengetahui kelanjutan ceritanya. Penggunaan cliffhanger yang efektif membuat pembaca tidak sabar untuk membaca bab berikutnya.

Secara keseluruhan, bab 105 dari “The Heavenly Demon Can’t Live a Normal Life” memberikan pengalaman membaca yang memuaskan. Kisah ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menyentuh dan menginspirasi. Pertumbuhan karakter Xie Lian, konflik yang menarik, dan cliffhanger yang efektif membuat bab ini menjadi salah satu bab terbaik dalam novel ini. Penulis berhasil menggabungkan elemen fantasi, komedi, dan drama dengan sangat baik, menciptakan cerita yang unik dan tak terlupakan.

Dengan begitu banyak tantangan dan misteri yang masih belum terungkap, petualangan Xie Lian dalam menjalani kehidupan normal masih jauh dari selesai. Pembaca pasti akan sangat menantikan bab-bab selanjutnya dan bagaimana Xie Lian akan mengatasi semua rintangan yang menghadangnya. Apakah ia mampu menjalani kehidupan normal yang ia dambakan? Kita hanya dapat menunggu dan melihat.