Ketika aku membuka mata, dunia terasa… berbeda. Bukan hanya karena sinar matahari pagi yang menyilaukan, tetapi karena… aku merasakan sesuatu yang aneh. Tubuhku terasa… bulat, kenyal, dan hangat. Aku panik, tangan kecilku—atau lebih tepatnya, permukaan halus dan sedikit lengket—mencoba meraih seprai. Tapi yang kupegang hanyalah permukaan kayu yang kasar.
Dengan susah payah, aku mencoba melihat ke bawah. Refleks pertamaku adalah mencari cermin, tapi apa yang kulihat membuatku terkesiap. Aku… aku adalah bagel! Sebuah bagel perempuan yang mungil, lengkap dengan biji wijen yang tersebar di permukaan kulitku yang berwarna cokelat keemasan. Saat itu juga, air mata—atau mungkin, tetesan madu?—mengalir.
“Ketika aku bangun, aku menjadi seorang bagel perempuan,” gumamku, suara yang terdengar seperti bisikan angin yang lembut. Kejadian ini begitu absurd, begitu tidak masuk akal, sampai aku hampir tidak percaya. Aku mencoba mengingat kejadian semalam, tapi semuanya gelap, hampa. Kenangan terakhirku adalah aku sedang mengerjakan laporan untuk kuliah, deadline-nya besok pagi. Lalu… gelap.

Kehidupanku sebagai bagel perempuan dimulai dengan rasa bingung dan frustrasi yang luar biasa. Bagaimana aku harus melakukan hal-hal sehari-hari? Bagaimana aku harus makan? Bagaimana aku bisa kembali menjadi manusia? Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar di kepalaku, atau lebih tepatnya, di dalam… adonan bagelku.
Aku mencoba bergerak. Rupanya, aku bisa menggelinding! Kecepatannya cukup lambat, tapi aku bisa menjelajahi ruangan kecil tempat aku berada. Ruangan ini terlihat seperti dapur, dengan aroma roti dan kopi yang menguar.
Menjelajahi Dunia sebagai Bagel
Hari-hariku sebagai bagel perempuan dipenuhi dengan petualangan kecil yang tak terduga. Aku menggelinding melewati celah-celah meja, menghindari langkah kaki manusia raksasa yang tak kusadari keberadaannya. Aku menjadi saksi bisu berbagai aktivitas dapur: dari aroma rempah-rempah yang menyengat hingga tawa riang para penghuni rumah.
Aku belajar untuk beradaptasi. Aku menemukan bahwa aku bisa menyerap sedikit kelembapan dari permukaan basah, membuat kulitku terasa lebih lembut. Aku juga menemukan bahwa aku bisa “berkomunikasi” dengan aroma. Aroma kopi yang kuat membuatku merasa berenergi, sementara aroma cokelat hangat membuatku merasa nyaman dan tenang.

Meskipun begitu, ada juga tantangan yang harus kuhadapi. Aku harus berhati-hati agar tidak jatuh ke dalam celah-celah sempit yang bisa membuatku hancur. Dan tentu saja, ancaman terbesar adalah… dimakan!
Menghadapi Ancaman
Beberapa kali, aku hampir saja dimakan. Bayangan tangan-tangan besar yang mendekat, selalu membuat jantungku—atau lebih tepatnya, adonanku—berdegup kencang. Aku harus cepat-cepat menggelinding menghindar. Rasanya seperti bermain petak umpet dengan raksasa yang lapar.
Aku mulai menyadari bahwa aku memiliki semacam ikatan dengan para penghuni rumah. Aroma tubuh mereka, aktivitas mereka, semuanya terasa akrab, seperti sebuah keluarga. Entah mengapa, aku merasa aman di sini, meskipun aku selalu dalam ancaman.
Suatu hari, aku menemukan sebuah buku resep di atas meja. Aku menggelinding mendekat, mencoba membaca tulisan-tulisan kecil yang ada di dalamnya. Aku tidak mengerti tulisannya, tetapi gambar-gambar di dalamnya membuatku tertarik. Ada gambar-gambar bagel berbagai macam bentuk dan ukuran. Aku merasa ada koneksi antara aku dan buku itu.
Petunjuk dalam Buku Resep?
Mungkin ada sesuatu di dalam buku resep itu yang bisa membantuku kembali menjadi manusia. Aku mencoba menjelajahi setiap halaman, meskipun aku hanya bisa merasakan tekstur kertas dan aroma tintanya. Aku berharap, suatu saat, aku akan menemukan jawaban atas misteri ini, jawaban atas pertanyaan “Ketika aku bangun, aku menjadi seorang bagel perempuan”.

Kisahku sebagai bagel perempuan masih berlanjut. Mungkin ini akan menjadi perjalanan yang panjang dan penuh tantangan. Tapi aku tidak akan menyerah. Aku akan terus menjelajahi dunianya, dan mencari cara untuk kembali ke kehidupanku semula. Aku harus kembali menjadi manusia. Aku rindu dengan kehidupanku yang dulu.
Sampai saat itu tiba, aku akan menikmati hidupku sebagai bagel perempuan. Aku akan menjelajahi dapur, menghirup aroma kopi dan roti hangat, dan berharap suatu hari nanti, aku akan menemukan jawaban atas misteri yang membingungkan ini: ketika aku bangun, aku menjadi seorang bagel perempuan.